2.2 Varietas Kentang
2.2.1 Kentang Kuning
2.2.1 Kentang Kuning
1. Granola
Jenis ini merupakan varietas unggul, karena produktivitasnya
bisa mencapai 30 – 35 ton per hektar. Granola juga tahan terhadap
penyakit kentang pada umumnya. Bila varietas lain kerusakan akibat
penyakit bisa 30%, granola hanya 10%. Umur panen normal adalah 90
hari, meskipun 80 hari sudah bisa dipanen. Warna kulit dan daging
umbi kuning dan bentuknya relatif lonjong alias oval
Jenis ini merupakan varietas unggul, karena produktivitasnya
bisa mencapai 30 – 35 ton per hektar. Granola juga tahan terhadap
penyakit kentang pada umumnya. Bila varietas lain kerusakan akibat
penyakit bisa 30%, granola hanya 10%. Umur panen normal adalah 90
hari, meskipun 80 hari sudah bisa dipanen. Warna kulit dan daging
umbi kuning dan bentuknya relatif lonjong alias oval
2. CipanasMerupakan varietas hasil persilangan Thung 1510 dengan
Desiree. Kulit umbi dan daging umbi berwarna kuning. Mampu
berproduksi sampai 34 ton per hektar. Namun, varietas ini agak peka
terhadap Nematoda Meloidogyne Sp dan serangan layu bakteri
pseudomonas Solanacearum. Namun tahan terhadap penyakit busuk
oleh cendawan phytophthora infestans (late blight, hawar daun). Umur
panen 95 – 105 hari jadi lebih lama dibandingkan granola.
3. Cosima
Varietas ini introduksi dari Jerman, agak tahan terhadap
penyakit Phytophthora infestans dan layu bakteri Pseudomonas
Solanacearum, sedikit peka terhadap virus daun menggulung. Serta
cukup tahan terhadap Nematoda Meloidogyne Sp. Di Pengalengan dan
Lembang (Jawa Barat) Cosima lebih tahan hujan dibandingkan dengan
Catella. Umur panennya 101 hari. Daya hasilnya antara 15 – 25 ton.
Umbinya agak berpipih, kurang seragam, mata agak dalam, umbinya
enak dan pulen, tetapi kurang baik untuk digoreng.
4. Segunung
Merupakan varietas hasil persilangan kentang Thung 151 C dan
desiree. Umbi berbentuk bulat lonjong. Kulit dan daging umbi kuning.
Potensi hasilnya bisa mencapai 25 ton / hektar. Sangat baik ditanam di
daerah berdataran tinggi. Tanaman cukup tahan terhadap penyakit
busuk daun atau nawar daun atau late blight
5. Thung
Umbi berbentuk bulat gepeng. Kulitnya berwarna kuning.
Dagingnya putih kekuning-kuningan. Bobot rata-rata 55,5 gram dan
mempunyai keseragaman umbi. Tanaman peka terhadap penyakit dan
hama
6. Catella
Termasuk kentang yang umurnya genjah (pendek). Seperti
granola dimana umur 100 hari sudah bisa di panen. Umbinya bulat,
daging umbi kuning. Kandungan patinya sedang. Namun, tanaman ini
tidak tahan penyakit busuk daun.
7. Agria
Kentang introduksi dari Belanda. Umbinya besar seperti umbi
ketelah rambat. Kuning umbi kuning, daging umbi kuning tua.
Tanaman tahan penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi
juga tanam serangan nematoda serta keropeng. Varietas agria
direkomentasikan sebagai varietas yang cocok untuk keripik dan
kentang goreng.
2.2.2 Kentang Putih
1. Marita
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan bobot tanaman
ratanya 43,3 gram. Varietas yang ditanam di lembang dan Cianjur
cukup tanam penyakit. Umbinya terasa enak dan warna daging umbi
putih kekuning-kuningan
2. Diamant
Produktivitasnya tergolong tinggi. Bentuk umbi oval sampai
oval memanjang. Kulit umbi berwarna putih, daging umbi putih
kekuning-kuningan. Tanaman tahan penyakit busuk daun. Kulit umbi
dan penyakit virus A. Selain itu, tahan juga terhaap nematoda biotipe A.
2.2.3 Kentang Merah
1. Desiree
Merupakan hasil persilangan kentang Urgenta dan Depesche.
Umur panennya 100 hari, produktivitasnya tinggi. Bentuk umbi oval
bulat sampai oval, kulit umbi berwarna merah, daging umbi kuning
kemerahan. Tanaman peka terhadap penyakit busuk daun, penyakit layu
dan penyakit virus PLRV (daun menggulung)
2. Kondor
Varietas yang diintorduksi dari Belanda. Umbinya besar mirip
ubi jalar. Kulit umbi merah tetapi daging umbi kuning terang. Bentuk
umbi oval atau lonjong. Produksinya tinggi, tahan penyakit virus PVY
Penggulung daun, penyakit busuk daun dan penyakit umbi.
2.2.4 Varietas lain
1. Draga
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan warna dagingnya
seperti marifa, (putih kekuning-kuningan). Bobot umbi rata-rata 71,4
gram. Tahan penyakit tetapi peka serangan hama.
2. Cardinal dan Premiere
Cardinal memiliki produksi yang lebih rendah dibanding
premiere, tapi memiliki kadar gula yang tinggi.
3. Alpha
Varietas hasil persilangan antara varietas Paulkruger dan
Preferent.
4. Kentang Industri
Kentang ini berkadar pati tinggi contohnya :
a. Atlante, Frying Potatos
b. Pinky, Pink Skin Golden Potatos
c. Dawmore
d. Kentang Panjang
e. Kentang Bulat.
2.3 Memilih dan Menyiapkan Lahan
2.3.1 Syarat Tumbuh
Tanaman kentang tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh
dari sembaran tempat. Oleh karena itu, jika ingin sukses dan meraih
keuntungan besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan, harus
memperhatikan yang disenangi tanaman ini. Berikut ini beberapa faktor
lingkungan yang dijadikan syarat tumbuh tanaman kentang.
1. Suhu
Kentang dapat tumbuh di daerah tropis tapi tetap saja
membutuhkan daerah berhawa dingin atau sejuk. Suhu udara ideal
untuk kentang berkisar antara 150 – 180C pada malam hari dan 24 – 30
0C di siang hari.
2. Ketinggian
Kentang dapat tumbuh subur di tempat-tepat yang sukup tinggi.
Seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 500 – 3000
mdpl. Namun tempat yang ideal berkisar antara 1000 – 1300 mdpl.
Kentang yang ditanam di ketinggian kurang dari 1000 mdpl biasanya
kecil-kecil, seperti kentang yang ditanam di Batu, Malang, Jawa Timur,
yang mempunyai ketinggian sekitar 800 mdpl.
3. Curah hujan
Curah hujan juga berpengaruh terhadap tanaman kentang. Curah
hujan yang agak tepat bila besarnya kira-kira 1500 mm per tahun.
Hujan yang turun dapat secara terus-menerus sepanjang hari atau
terputus-putus pada hari tertentu saja.
4. Angin
Angin ternyata juga berpengaruh terhadap kentang. Angin yang
terlalu kencang kurang baik untuk tumbuhan berumbi. Pasalnya angin
keras bisa merusak tanaman, dapat mempercepat penularan penyakit
dan vektor penyebar bibit penyakit mudah terbawa keman-mana.
2.3.2 Persiapan lahan
Lahan untuk bertanam kentang harus tanah yang gembur atau
sedikit mengandung pasir agar mudah diserapi air dan mengandung humus
yang tinggi.
1. Penggemburan
Tanah untuk penanaman kentang pada umumnya dibajak
terlebih dahulu, yang kemudian setelah beberapa hari siap untuk
dicangkuli agar tanah menjadi remah dan gembur. Setelah beberapa hari
tanah kembali dibajak dan dicangkuli. Jadi tanah untuk kentang
memerlukan dua kali pembajakan dan pencangkulan.
2. Membuat Guludan
Guludan secara definitif adalah tanah yang permukaannya
ditinggikan. Pekerjaan meninggikan permukaan itu dilakukan sambil
menggemburkan tanah ( disekitar tanaman ) dengan maksud agar erasi
udara dalam tanah menjadi baik.
3. Pupuk Dasar
Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman
dilakukan. Pupuk ini bisa berupa pupuk organik. Untuk jenis pupuk
kandang misalnya berasal dari sapi atau domba. Begitu ula pupuk
kompos bisa berasal dari tanaman jagung, rumput, atau sampah
dedaunan. Selain pupuk organik, pupuk dasar juga berupa anorganik
(pupuk buatan).
4. Jarak dan Lubang tanam
Kalau bibitnya seukuran telur bebek, jarak tanamnya 35 cm. jika
bibitnya seukuran telur ayam, jaraknya 25 cm. Sedangkan ukuran
guludannya antara 75 cm – 80 cm atau lebih idealnya minimal 100 cm
untuk dua barisan. Kemudian untuk tinggi guludan sedalam bajakan
( 30 – 40 cm ) atau sedalam cangkulan ( 20 – 30 cm ). Lubang tanaman
posisinya “pas di tengah-tengah” guludan.
catatan :
o = Tanaman
(a) dan (c) = Guludan
b = Jarak antar guludan
untuk saluran got
(d) = Jarak tanaman /
lubang tanaman dari
pingiran gluduan
(e) = Jarak antar barisan
tanaman
2.4 Penanaman Bibit Kentang
2.4.1 Penyiapan Bibit
Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan bukan biji
botani. Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat
dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit.
1. Pembenihan Kentang
Jika ukuran kentang 30 – 60 gram tunasnya akan keluar sekitar
3 bulan 7 hari setelah disimpan digudang yang terang sedangkan bibit
ukuran 10 – 30 gram keluar tunasnya sekitar 4 bulan. Namun, benih
yang baik digunakan untuk pembibitan seukuran telur ayam sampai
telur bebek dengan bobot antara 30 – 80 gram. Benih yang siap tanam
jika panjang tunas antara 2 – 3 cm dan jumlahnya 3 – 5 tunas.
2.4.2 Penanaman Bibit
Penanaman dilakukan seminggu setelah lahan disiapkan, berikut
langkah-langkah penanaman kentang sebagai berikut :
1. Lubang tanam disiapkan dengan kedalaman seukuran bibit atau
kira-kira 7,5 – 10 cm. Lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat
menurunkan bobot produksi.
2. Setelah itu, bibit ditanam. Bibit yang ditanam harus sudah
tumbuh tunasnya sekitar 2 – 3 cm. Bibit ditanam dengan posisi tunas
yang tumbuhnya paling baik menghadap ke atas.
3. Kemudian, bibit ditimbun hingga batas mata tunas ( tunas yang
tumbuh berada di atas permukaan ).
4. Tunas yang tumbuh di atas permukaan tanah disemprot dengan
pestisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Dosis pestisida
yang digunakan petani per satu hektar 400 – 600 liter larutan.
2.5 Pemeliharaan Tanaman Kentang (Tolong jangan sampai pisah dengan yang
diatas)
2.5.1 Pemupukan
Yang perlu dicatat bahwa ada yang memberikan pupuk urea, ZA,
TSP, KCL, NPK, dan pupuk-pupuk lainnya dilakukan 20 hari sekali,
dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Setelah tanaman berumur 20 – 30 hari sejak bibit ditanam, mulai
ada pembentukan umbi dan pada umur ini tanaman diberi pupuk NPK.
2. Umur 40 – 50 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan HPnya
tinggi.
3. Umur 60 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan PK-nya
tinggi.
4. Umur 90 – 100 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan HPnya
tinggi.
Tabel Jenis dan Takaran Pupuk
Waktu
Pemupukan
Pupuk
Organik
Pupuk Anorganik
Urea TSP/SP-36 KU ZA
Kilogram per hektar
1. pup
uk Dasar
(rata-rata)
2. Sus
ulan I
3. Sus
ulan II (35-
42 HST)
20.000
00
225
0
55 – 220
300
00
100
0
50
150
00
Catatan : HST = Hari setelah tanam; Sumber: Vademikum Agribisnis sayuran.
Direktorat Bina Produksi Holtikultura, Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan
Holtikultura, Departemen Pertanian RI.Jakarta.1998.
a.
Pupuk Dasar
( rata-rata )
b. Susulan I
(21 HST)
c. Susulan II
(45 HST)
a. Saat
pengelolahan /
pembuatan guludan /
campur merata :
5000 – 10000
b. Seming
gu sebelum tanam : 5000
– 10000
0
0
200
100
150
200
250
0
75
150
75
0
100
Catatan : (*) HST=hari setelah tanam; Sumber: Petani kentang di Pangalengan;
(*) takaran yang lebih lengkap dapat diliat pada lampiran. Adanya variasi
pemberian itu karena kondisi tanah berbeda, seperti kesuburan tanah, PH tanah
dan struktur tanahnya.
2.5.2 Penyiangan
Penyiangan atau pembersihan rumput dan gulma dilakukan pada
saat pemupukan susulan I ( 20-an HST ) dan susulan II ( 40-an HST ) atau
pada saat tanaman berumur sekitar 30 hari dan 50 hari. Penyiangan tidak
hanya memberantas gulma saja, tetapi juga membetulkan saluran air.
2.5.3 Pembubunan
Pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan. Pembubunan
dilakukan dengan mempertinggi permukaan tanah di sekitar tanaman agar
lebih tinggi dari tanah disekelilingnya. Tujuannya agar perakaran tanaman
akan menjadi lebih baik, menghindarkan umbi kentang dari sinar matahari
sehingga racun sosalin yang ada dalam umbi kentang yang membahayakan
kesehatan, tidak akan muncul. Racun ini akan timbul bila umbi terkena
sinar matahari.
2.5.4 Pengendalian Yang Lain
Pengendalian yang lain ikut berperan dalam produktivitasnya dan
kualitas umbi adalah sebagai berikut :
Pada umur 25 – 30 hari, tanaman kentang mulai mengeluarkan
bunga. Oleh karena itu, sebelum mekar, bunga segera dibuang agar
umbi tidak tumbuh kecil-kecil.
Penyiraman tidak boleh terlampau banyak air berlebih bisa
menghentikan pertumbuhan umbi. Jadi penyiramannya cukup membuat
permukaan tanah basah.
Kalau menanam kentang pada musim kemarau. Dalam satu
periode / musim tanam, penyiraman dilakukan 16 kali atau 20 hari
sebelum panen, penyiraman harus dihentikan.
Dilakukan penyemprotan terhadap tanaman secara merata
keseluruhan bagian tanaman sampai bagian tanaman yang disebelah
bawah.
2.6 Hama dan Penyakit
2.6.1 Hama dan Pengendalian
2.6.1.1 Hama Aro
Nama lainnya laneng, laler atau uler batik. Hama ini sejenis
lalat daun.
1. Gejala
Daun berlubang-lubang kecil. Setelah telur menetas akan
menyorok ke dalam daun bahkan sampai ke tulang daun.
Biasanya datang saat berumur 20 – 35 hari dan berlanjut.
2. Pengendalian
· Menanam bibit yang sehat.
· Menanam tanaman perangkap yang bunganya berwana
kuning. Ditanam dua minggu sebelum HST.
· Daun / bagian tanaman kentang yang sudah diserang
diambil dan dibakar.
· Dilakukan penyemprotan insektisida setelah tanaman
berumur 30 – 40 hari.
2.6.1.2 Kutu Daun (Aphididax)
1. Gejala
Daun yang diserang akan keriput, berkerut-kerut karena
cairannya dihisap. Tanaman tumbuh kerdil, warna daunnya
kekuning-kuningan dan terpuntir dan menggulung, kemudian
layu dan akhirnya tanaman tidak hanya terhambat
pertumbuhannya melainkan bisa juga mati.
2. Pengendalian
· Membakar bagian tanaman yang diserang.
· Memasang kain kasa di lahan pertanaman kentang.
· Memesang perangkat air berwarna kuning.
2.6.1.3 Hama lain
1. Ulat Penggulung daun
Gejalanya warna daun menjadi merah tua. Daun-daun
menggulung dan berisi larva. Cara pengendaliannya sebagai
berikut :
· Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.
· Hindari keretakan tanah karena larva akan merusak
umbi.
· Sering melakukan pembubunan.
2. Ulat Tanah
Gejalanya daun tanaman yang diserang tampak terbelahbelah.
Batang dan tangkai karena dipotong dan dikerat……….?.
Cara pengendalian sebagai berikut :
· Melakukan pengelolahan tanah yang dalam.
· Mehilangkan rumput atau tanaman lain.
· Hindari pula lahan pertanaman kentang dari tanaman
inang.
3. Ulat Bawang
Gejala yang terjadi daunnya berlubang-lubang, daun
tanaman berongga, tampak ada alur berwarna putih.
4. Ulat Jengkal
Menyerang buah dan memakan daun. Dan cara
pengendalian sebagai berikut :
· Hindarkan tanaman kentang dari tanaman inang.
· Sering melakukan pembubunan.
5. Epilachma SP
Mulai menyerang dengan membuat semacam jendela
pada permukaan daun. Cara pengendalian sebagai berikut :
· Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.
· Hindari keretakan tanah.
· Sering melakukan pembubunan.
6. Anjing Tanah
Membuat umbi yang sudah tua berlubang-lubang dan
lalu busuk. Cara pengendaliannya sebagai berikut :
· Membumbun tanah disekitar tanaman.
· Menyirami tanah disekitar tanaman.
2.6.2 Penyakit
2.6.1 Penyakit Hawar Daun
Gejalanya daun berbercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu
dan agak basah, lalu berubah menjadi coklat sampai hitam. Dan cara
pengendalian sebagai berikut :
· Membuang dan membakar
tanaman yang sakit.
· Mengatur waktu tanam.
· Lahan yang sudah pernah
tercemar penyakit selama beberapa kali musim agar tidak
ditanami.
2.6.2 Penyakit Layu
1. Layu Bakteri
Gejalanya berawal dari bakteri yang masuk ke dalam
tanaman melalui akar yang terluka dan menyerang umbi. Berikut
cara pengendaliannya :
· Membuang tanaman yang
sudah terinfeksi dan membakarnya.
· Lahan pertanaman kentang
harus jauh dari pertanaman pisang, tomat, cabai, dan kacangkacangan.
· Lahan harus mempunyai
drainase yang baik.
· Layu Fusarium
Penyakit ini masuk melalui luka atau jaringan bercak.
Lama kelamaan umbi menjadi kering keriput, bertepung dan
keras. Cara pengendalian sebagai berikut :
· Gudang penyimpanan bebas
dari penyakit sebelum digunakan.
· Melukakan penyairan tanaman
yang bukan tanaman terung-terungan.
2.7 Panen
2.7.1 Umur Panen
Untuk menanam umbi, untuk benih atau bibit dibutuhkan umurnya
70 – 75 HST. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
1. Tanaman bagian atas ( daun dan
batang ) mengering / menguning secara merata. Tapi belum bisa
dipanen. Untuk itu tanaman dibiarkan dulu sampai bagian atas tanaman
menjadi kering semuanya. Lama proses pengeringan sekitar 7 – 15 hari
( sejak tanaman mulai mengering ). Atau pada umur 70 – 85 HST,
tanaman dipangkas tapi umbi kentang tetap dibiarkan di dalam tanah.
2. Dilakukan penyemprotan pestisida
setelah pemangkasan tapi dengan tujuan umbi kentang digunakan
untuk bibit.
3. Tapi kalau dengan tujuan untuk
dikonsumsi. Setelah dipangkas, lalu ditutup tanah lagi agar tidak
terkena sinar matahari.
2.7.2 Cara Panen
Pemanenan bisa menggunakan garu atau skrop, cangkul. Tanah
disekitar umbi digemburkan secara hati-hati agar tidak melukai umbi.
Setelah guludan roboh umbi diangkat dan diangin-anginkan agar kulit umbi
menjadi kering dan kotoran tanah akan terlepas.
2.8 Pasca Panen
2.8.1 Seleksi Mutu
Jika dibutuhkan untuk bibit umbi haruslah yang sehat, bermutu
super, mempunyai 3 – 5 mata tunas, dan bobotnya 80 – 100 gram atau
sebesar telur ayam, banyaknya mata tunas dapat menentukan jumlah
rumputan tanaman. Tapi jika untuk konsumsi kentang yang umbinya
kuning, permukaannya halus, penampakannya cerah, serta bermata dangkal.
2.8.2 Seleksi Ulang
Kentang diangin-anginkandi ruangan terbuka cukup 2 hari atau
paling lam 5 – 7 hari, biasanya kentang yang diserang hama akan tampak
diperiode ini.
2.8.3 Hasil Panen
Secara nasional dalam kisaran 82,00 – 160,38 Kw/hektar. Tapi
secara statistik perolehan 72,00 – 230,00 Kw/hektar
2.8.4 Penyimpanan
Kentang konsumsi dimasukkan dalam kantong-kantong plastik.
Untuk kentang bibit dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang bambu
kemudian gudang dilapisi plastik atau diberi ganjal kayu sebelum
dimasukkan ke kantong atau keranjang, umbi kentang harus bersih dari
tanah
Desiree. Kulit umbi dan daging umbi berwarna kuning. Mampu
berproduksi sampai 34 ton per hektar. Namun, varietas ini agak peka
terhadap Nematoda Meloidogyne Sp dan serangan layu bakteri
pseudomonas Solanacearum. Namun tahan terhadap penyakit busuk
oleh cendawan phytophthora infestans (late blight, hawar daun). Umur
panen 95 – 105 hari jadi lebih lama dibandingkan granola.
3. Cosima
Varietas ini introduksi dari Jerman, agak tahan terhadap
penyakit Phytophthora infestans dan layu bakteri Pseudomonas
Solanacearum, sedikit peka terhadap virus daun menggulung. Serta
cukup tahan terhadap Nematoda Meloidogyne Sp. Di Pengalengan dan
Lembang (Jawa Barat) Cosima lebih tahan hujan dibandingkan dengan
Catella. Umur panennya 101 hari. Daya hasilnya antara 15 – 25 ton.
Umbinya agak berpipih, kurang seragam, mata agak dalam, umbinya
enak dan pulen, tetapi kurang baik untuk digoreng.
4. Segunung
Merupakan varietas hasil persilangan kentang Thung 151 C dan
desiree. Umbi berbentuk bulat lonjong. Kulit dan daging umbi kuning.
Potensi hasilnya bisa mencapai 25 ton / hektar. Sangat baik ditanam di
daerah berdataran tinggi. Tanaman cukup tahan terhadap penyakit
busuk daun atau nawar daun atau late blight
5. Thung
Umbi berbentuk bulat gepeng. Kulitnya berwarna kuning.
Dagingnya putih kekuning-kuningan. Bobot rata-rata 55,5 gram dan
mempunyai keseragaman umbi. Tanaman peka terhadap penyakit dan
hama
6. Catella
Termasuk kentang yang umurnya genjah (pendek). Seperti
granola dimana umur 100 hari sudah bisa di panen. Umbinya bulat,
daging umbi kuning. Kandungan patinya sedang. Namun, tanaman ini
tidak tahan penyakit busuk daun.
7. Agria
Kentang introduksi dari Belanda. Umbinya besar seperti umbi
ketelah rambat. Kuning umbi kuning, daging umbi kuning tua.
Tanaman tahan penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi
juga tanam serangan nematoda serta keropeng. Varietas agria
direkomentasikan sebagai varietas yang cocok untuk keripik dan
kentang goreng.
2.2.2 Kentang Putih
1. Marita
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan bobot tanaman
ratanya 43,3 gram. Varietas yang ditanam di lembang dan Cianjur
cukup tanam penyakit. Umbinya terasa enak dan warna daging umbi
putih kekuning-kuningan
2. Diamant
Produktivitasnya tergolong tinggi. Bentuk umbi oval sampai
oval memanjang. Kulit umbi berwarna putih, daging umbi putih
kekuning-kuningan. Tanaman tahan penyakit busuk daun. Kulit umbi
dan penyakit virus A. Selain itu, tahan juga terhaap nematoda biotipe A.
2.2.3 Kentang Merah
1. Desiree
Merupakan hasil persilangan kentang Urgenta dan Depesche.
Umur panennya 100 hari, produktivitasnya tinggi. Bentuk umbi oval
bulat sampai oval, kulit umbi berwarna merah, daging umbi kuning
kemerahan. Tanaman peka terhadap penyakit busuk daun, penyakit layu
dan penyakit virus PLRV (daun menggulung)
2. Kondor
Varietas yang diintorduksi dari Belanda. Umbinya besar mirip
ubi jalar. Kulit umbi merah tetapi daging umbi kuning terang. Bentuk
umbi oval atau lonjong. Produksinya tinggi, tahan penyakit virus PVY
Penggulung daun, penyakit busuk daun dan penyakit umbi.
2.2.4 Varietas lain
1. Draga
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan warna dagingnya
seperti marifa, (putih kekuning-kuningan). Bobot umbi rata-rata 71,4
gram. Tahan penyakit tetapi peka serangan hama.
2. Cardinal dan Premiere
Cardinal memiliki produksi yang lebih rendah dibanding
premiere, tapi memiliki kadar gula yang tinggi.
3. Alpha
Varietas hasil persilangan antara varietas Paulkruger dan
Preferent.
4. Kentang Industri
Kentang ini berkadar pati tinggi contohnya :
a. Atlante, Frying Potatos
b. Pinky, Pink Skin Golden Potatos
c. Dawmore
d. Kentang Panjang
e. Kentang Bulat.
2.3 Memilih dan Menyiapkan Lahan
2.3.1 Syarat Tumbuh
Tanaman kentang tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh
dari sembaran tempat. Oleh karena itu, jika ingin sukses dan meraih
keuntungan besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan, harus
memperhatikan yang disenangi tanaman ini. Berikut ini beberapa faktor
lingkungan yang dijadikan syarat tumbuh tanaman kentang.
1. Suhu
Kentang dapat tumbuh di daerah tropis tapi tetap saja
membutuhkan daerah berhawa dingin atau sejuk. Suhu udara ideal
untuk kentang berkisar antara 150 – 180C pada malam hari dan 24 – 30
0C di siang hari.
2. Ketinggian
Kentang dapat tumbuh subur di tempat-tepat yang sukup tinggi.
Seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 500 – 3000
mdpl. Namun tempat yang ideal berkisar antara 1000 – 1300 mdpl.
Kentang yang ditanam di ketinggian kurang dari 1000 mdpl biasanya
kecil-kecil, seperti kentang yang ditanam di Batu, Malang, Jawa Timur,
yang mempunyai ketinggian sekitar 800 mdpl.
3. Curah hujan
Curah hujan juga berpengaruh terhadap tanaman kentang. Curah
hujan yang agak tepat bila besarnya kira-kira 1500 mm per tahun.
Hujan yang turun dapat secara terus-menerus sepanjang hari atau
terputus-putus pada hari tertentu saja.
4. Angin
Angin ternyata juga berpengaruh terhadap kentang. Angin yang
terlalu kencang kurang baik untuk tumbuhan berumbi. Pasalnya angin
keras bisa merusak tanaman, dapat mempercepat penularan penyakit
dan vektor penyebar bibit penyakit mudah terbawa keman-mana.
2.3.2 Persiapan lahan
Lahan untuk bertanam kentang harus tanah yang gembur atau
sedikit mengandung pasir agar mudah diserapi air dan mengandung humus
yang tinggi.
1. Penggemburan
Tanah untuk penanaman kentang pada umumnya dibajak
terlebih dahulu, yang kemudian setelah beberapa hari siap untuk
dicangkuli agar tanah menjadi remah dan gembur. Setelah beberapa hari
tanah kembali dibajak dan dicangkuli. Jadi tanah untuk kentang
memerlukan dua kali pembajakan dan pencangkulan.
2. Membuat Guludan
Guludan secara definitif adalah tanah yang permukaannya
ditinggikan. Pekerjaan meninggikan permukaan itu dilakukan sambil
menggemburkan tanah ( disekitar tanaman ) dengan maksud agar erasi
udara dalam tanah menjadi baik.
3. Pupuk Dasar
Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman
dilakukan. Pupuk ini bisa berupa pupuk organik. Untuk jenis pupuk
kandang misalnya berasal dari sapi atau domba. Begitu ula pupuk
kompos bisa berasal dari tanaman jagung, rumput, atau sampah
dedaunan. Selain pupuk organik, pupuk dasar juga berupa anorganik
(pupuk buatan).
4. Jarak dan Lubang tanam
Kalau bibitnya seukuran telur bebek, jarak tanamnya 35 cm. jika
bibitnya seukuran telur ayam, jaraknya 25 cm. Sedangkan ukuran
guludannya antara 75 cm – 80 cm atau lebih idealnya minimal 100 cm
untuk dua barisan. Kemudian untuk tinggi guludan sedalam bajakan
( 30 – 40 cm ) atau sedalam cangkulan ( 20 – 30 cm ). Lubang tanaman
posisinya “pas di tengah-tengah” guludan.
catatan :
o = Tanaman
(a) dan (c) = Guludan
b = Jarak antar guludan
untuk saluran got
(d) = Jarak tanaman /
lubang tanaman dari
pingiran gluduan
(e) = Jarak antar barisan
tanaman
2.4 Penanaman Bibit Kentang
2.4.1 Penyiapan Bibit
Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan bukan biji
botani. Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat
dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit.
1. Pembenihan Kentang
Jika ukuran kentang 30 – 60 gram tunasnya akan keluar sekitar
3 bulan 7 hari setelah disimpan digudang yang terang sedangkan bibit
ukuran 10 – 30 gram keluar tunasnya sekitar 4 bulan. Namun, benih
yang baik digunakan untuk pembibitan seukuran telur ayam sampai
telur bebek dengan bobot antara 30 – 80 gram. Benih yang siap tanam
jika panjang tunas antara 2 – 3 cm dan jumlahnya 3 – 5 tunas.
2.4.2 Penanaman Bibit
Penanaman dilakukan seminggu setelah lahan disiapkan, berikut
langkah-langkah penanaman kentang sebagai berikut :
1. Lubang tanam disiapkan dengan kedalaman seukuran bibit atau
kira-kira 7,5 – 10 cm. Lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat
menurunkan bobot produksi.
2. Setelah itu, bibit ditanam. Bibit yang ditanam harus sudah
tumbuh tunasnya sekitar 2 – 3 cm. Bibit ditanam dengan posisi tunas
yang tumbuhnya paling baik menghadap ke atas.
3. Kemudian, bibit ditimbun hingga batas mata tunas ( tunas yang
tumbuh berada di atas permukaan ).
4. Tunas yang tumbuh di atas permukaan tanah disemprot dengan
pestisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Dosis pestisida
yang digunakan petani per satu hektar 400 – 600 liter larutan.
2.5 Pemeliharaan Tanaman Kentang (Tolong jangan sampai pisah dengan yang
diatas)
2.5.1 Pemupukan
Yang perlu dicatat bahwa ada yang memberikan pupuk urea, ZA,
TSP, KCL, NPK, dan pupuk-pupuk lainnya dilakukan 20 hari sekali,
dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Setelah tanaman berumur 20 – 30 hari sejak bibit ditanam, mulai
ada pembentukan umbi dan pada umur ini tanaman diberi pupuk NPK.
2. Umur 40 – 50 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan HPnya
tinggi.
3. Umur 60 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan PK-nya
tinggi.
4. Umur 90 – 100 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan HPnya
tinggi.
Tabel Jenis dan Takaran Pupuk
Waktu
Pemupukan
Pupuk
Organik
Pupuk Anorganik
Urea TSP/SP-36 KU ZA
Kilogram per hektar
1. pup
uk Dasar
(rata-rata)
2. Sus
ulan I
3. Sus
ulan II (35-
42 HST)
20.000
00
225
0
55 – 220
300
00
100
0
50
150
00
Catatan : HST = Hari setelah tanam; Sumber: Vademikum Agribisnis sayuran.
Direktorat Bina Produksi Holtikultura, Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan
Holtikultura, Departemen Pertanian RI.Jakarta.1998.
a.
Pupuk Dasar
( rata-rata )
b. Susulan I
(21 HST)
c. Susulan II
(45 HST)
a. Saat
pengelolahan /
pembuatan guludan /
campur merata :
5000 – 10000
b. Seming
gu sebelum tanam : 5000
– 10000
0
0
200
100
150
200
250
0
75
150
75
0
100
Catatan : (*) HST=hari setelah tanam; Sumber: Petani kentang di Pangalengan;
(*) takaran yang lebih lengkap dapat diliat pada lampiran. Adanya variasi
pemberian itu karena kondisi tanah berbeda, seperti kesuburan tanah, PH tanah
dan struktur tanahnya.
2.5.2 Penyiangan
Penyiangan atau pembersihan rumput dan gulma dilakukan pada
saat pemupukan susulan I ( 20-an HST ) dan susulan II ( 40-an HST ) atau
pada saat tanaman berumur sekitar 30 hari dan 50 hari. Penyiangan tidak
hanya memberantas gulma saja, tetapi juga membetulkan saluran air.
2.5.3 Pembubunan
Pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan. Pembubunan
dilakukan dengan mempertinggi permukaan tanah di sekitar tanaman agar
lebih tinggi dari tanah disekelilingnya. Tujuannya agar perakaran tanaman
akan menjadi lebih baik, menghindarkan umbi kentang dari sinar matahari
sehingga racun sosalin yang ada dalam umbi kentang yang membahayakan
kesehatan, tidak akan muncul. Racun ini akan timbul bila umbi terkena
sinar matahari.
2.5.4 Pengendalian Yang Lain
Pengendalian yang lain ikut berperan dalam produktivitasnya dan
kualitas umbi adalah sebagai berikut :
Pada umur 25 – 30 hari, tanaman kentang mulai mengeluarkan
bunga. Oleh karena itu, sebelum mekar, bunga segera dibuang agar
umbi tidak tumbuh kecil-kecil.
Penyiraman tidak boleh terlampau banyak air berlebih bisa
menghentikan pertumbuhan umbi. Jadi penyiramannya cukup membuat
permukaan tanah basah.
Kalau menanam kentang pada musim kemarau. Dalam satu
periode / musim tanam, penyiraman dilakukan 16 kali atau 20 hari
sebelum panen, penyiraman harus dihentikan.
Dilakukan penyemprotan terhadap tanaman secara merata
keseluruhan bagian tanaman sampai bagian tanaman yang disebelah
bawah.
2.6 Hama dan Penyakit
2.6.1 Hama dan Pengendalian
2.6.1.1 Hama Aro
Nama lainnya laneng, laler atau uler batik. Hama ini sejenis
lalat daun.
1. Gejala
Daun berlubang-lubang kecil. Setelah telur menetas akan
menyorok ke dalam daun bahkan sampai ke tulang daun.
Biasanya datang saat berumur 20 – 35 hari dan berlanjut.
2. Pengendalian
· Menanam bibit yang sehat.
· Menanam tanaman perangkap yang bunganya berwana
kuning. Ditanam dua minggu sebelum HST.
· Daun / bagian tanaman kentang yang sudah diserang
diambil dan dibakar.
· Dilakukan penyemprotan insektisida setelah tanaman
berumur 30 – 40 hari.
2.6.1.2 Kutu Daun (Aphididax)
1. Gejala
Daun yang diserang akan keriput, berkerut-kerut karena
cairannya dihisap. Tanaman tumbuh kerdil, warna daunnya
kekuning-kuningan dan terpuntir dan menggulung, kemudian
layu dan akhirnya tanaman tidak hanya terhambat
pertumbuhannya melainkan bisa juga mati.
2. Pengendalian
· Membakar bagian tanaman yang diserang.
· Memasang kain kasa di lahan pertanaman kentang.
· Memesang perangkat air berwarna kuning.
2.6.1.3 Hama lain
1. Ulat Penggulung daun
Gejalanya warna daun menjadi merah tua. Daun-daun
menggulung dan berisi larva. Cara pengendaliannya sebagai
berikut :
· Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.
· Hindari keretakan tanah karena larva akan merusak
umbi.
· Sering melakukan pembubunan.
2. Ulat Tanah
Gejalanya daun tanaman yang diserang tampak terbelahbelah.
Batang dan tangkai karena dipotong dan dikerat……….?.
Cara pengendalian sebagai berikut :
· Melakukan pengelolahan tanah yang dalam.
· Mehilangkan rumput atau tanaman lain.
· Hindari pula lahan pertanaman kentang dari tanaman
inang.
3. Ulat Bawang
Gejala yang terjadi daunnya berlubang-lubang, daun
tanaman berongga, tampak ada alur berwarna putih.
4. Ulat Jengkal
Menyerang buah dan memakan daun. Dan cara
pengendalian sebagai berikut :
· Hindarkan tanaman kentang dari tanaman inang.
· Sering melakukan pembubunan.
5. Epilachma SP
Mulai menyerang dengan membuat semacam jendela
pada permukaan daun. Cara pengendalian sebagai berikut :
· Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.
· Hindari keretakan tanah.
· Sering melakukan pembubunan.
6. Anjing Tanah
Membuat umbi yang sudah tua berlubang-lubang dan
lalu busuk. Cara pengendaliannya sebagai berikut :
· Membumbun tanah disekitar tanaman.
· Menyirami tanah disekitar tanaman.
2.6.2 Penyakit
2.6.1 Penyakit Hawar Daun
Gejalanya daun berbercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu
dan agak basah, lalu berubah menjadi coklat sampai hitam. Dan cara
pengendalian sebagai berikut :
· Membuang dan membakar
tanaman yang sakit.
· Mengatur waktu tanam.
· Lahan yang sudah pernah
tercemar penyakit selama beberapa kali musim agar tidak
ditanami.
2.6.2 Penyakit Layu
1. Layu Bakteri
Gejalanya berawal dari bakteri yang masuk ke dalam
tanaman melalui akar yang terluka dan menyerang umbi. Berikut
cara pengendaliannya :
· Membuang tanaman yang
sudah terinfeksi dan membakarnya.
· Lahan pertanaman kentang
harus jauh dari pertanaman pisang, tomat, cabai, dan kacangkacangan.
· Lahan harus mempunyai
drainase yang baik.
· Layu Fusarium
Penyakit ini masuk melalui luka atau jaringan bercak.
Lama kelamaan umbi menjadi kering keriput, bertepung dan
keras. Cara pengendalian sebagai berikut :
· Gudang penyimpanan bebas
dari penyakit sebelum digunakan.
· Melukakan penyairan tanaman
yang bukan tanaman terung-terungan.
2.7 Panen
2.7.1 Umur Panen
Untuk menanam umbi, untuk benih atau bibit dibutuhkan umurnya
70 – 75 HST. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
1. Tanaman bagian atas ( daun dan
batang ) mengering / menguning secara merata. Tapi belum bisa
dipanen. Untuk itu tanaman dibiarkan dulu sampai bagian atas tanaman
menjadi kering semuanya. Lama proses pengeringan sekitar 7 – 15 hari
( sejak tanaman mulai mengering ). Atau pada umur 70 – 85 HST,
tanaman dipangkas tapi umbi kentang tetap dibiarkan di dalam tanah.
2. Dilakukan penyemprotan pestisida
setelah pemangkasan tapi dengan tujuan umbi kentang digunakan
untuk bibit.
3. Tapi kalau dengan tujuan untuk
dikonsumsi. Setelah dipangkas, lalu ditutup tanah lagi agar tidak
terkena sinar matahari.
2.7.2 Cara Panen
Pemanenan bisa menggunakan garu atau skrop, cangkul. Tanah
disekitar umbi digemburkan secara hati-hati agar tidak melukai umbi.
Setelah guludan roboh umbi diangkat dan diangin-anginkan agar kulit umbi
menjadi kering dan kotoran tanah akan terlepas.
2.8 Pasca Panen
2.8.1 Seleksi Mutu
Jika dibutuhkan untuk bibit umbi haruslah yang sehat, bermutu
super, mempunyai 3 – 5 mata tunas, dan bobotnya 80 – 100 gram atau
sebesar telur ayam, banyaknya mata tunas dapat menentukan jumlah
rumputan tanaman. Tapi jika untuk konsumsi kentang yang umbinya
kuning, permukaannya halus, penampakannya cerah, serta bermata dangkal.
2.8.2 Seleksi Ulang
Kentang diangin-anginkandi ruangan terbuka cukup 2 hari atau
paling lam 5 – 7 hari, biasanya kentang yang diserang hama akan tampak
diperiode ini.
2.8.3 Hasil Panen
Secara nasional dalam kisaran 82,00 – 160,38 Kw/hektar. Tapi
secara statistik perolehan 72,00 – 230,00 Kw/hektar
2.8.4 Penyimpanan
Kentang konsumsi dimasukkan dalam kantong-kantong plastik.
Untuk kentang bibit dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang bambu
kemudian gudang dilapisi plastik atau diberi ganjal kayu sebelum
dimasukkan ke kantong atau keranjang, umbi kentang harus bersih dari
tanah
0 komen:
Posting Komentar
ayo ramaikan room ini !!!!