-

Cara petani SPP menanam kapulaga ..
Petani mana tak tertarik menanam kapulaga sekarang ini ..
Kalau rumpun kapulaga sudah jadi, setiap tahun dapat dipanen sampai tiga kali. Sekali
panen dapat mencapai 900 kilogram kalau petani penanam memiliki sampai seluas areal
kapulaga sampai 200 bata (2.800 m2), sebagai ukuran lahan gantungan hidup yang
umumnya didambakan petani di Jawa Barat. Satu kilogram kapulaga basah sekarang
harganya sudah kita target sampai Rp15ribu lho ..
(Nanti di posting lain akan kita ceriterakan berapa pendapatan petani yang dikatakan
‘berhasil’ menanam kapulaga. Sabar ya ..)
Bibit kapulaga yang tingginya sudah mencapai 70 s.d. 80 sentimeter dan memiliki dua atau
tiga daun telah siap ditanam di lahan. Persiapkan lahan seluas 1,5 x 1,5 meter untuk setiap
satu bibit tanaman. Bibit ditanam dangkal. Jangan dalam-dalam.
Dalam waktu satu tahun sudah akan terbentuk suatu rumpun kapulaga yang bisa mencapai
diameter antara 50 s.d. 60 sentimeter. Petani dari Ciamis biasa menyebutnya kira-kira
‘seukuran nyiru’. Rumpun ini akan terus melebar, sehingga sudah perlu disiapkan lahan
setidaknya sejumlah yang telah disebutkan di atas.
Setelah dua minggu sampai satu bulan setelah bibit ditanam, sudah mulai bisa mulai
diberikan pupuk. Tentu dianjurkan pupuk kandang. Pupuk akan merangsang tanaman
tumbuh lebih sehat pada fase pertumbuhan. Demikian pemupukan boleh diberikan secara
rutin secukupnya.
Dalam waktu sekitar enam sampai tujuh bulan, rumpun kapulaga ini sudah akan memiliki
sampai sekitar enam atau tujuh batang pula. Alias setiap bulan akan muncul satu batang
baru. Dan tentu juga sudah mulai berbuah. Sudah bisa mencapai 10 buah manggar buah
kapulaga. Cepat kan? Dan nyaris petani tak banyak bekerja.
Peremajaan juga terus berlangsung. Dari pengalaman petani kapulaga, induk akan segera
mati dalam waktu dua tahunan. Kapulaga tampaknya adalah jenis tanaman ‘perennial’,
alias dua tahunan. Tapi anakan-anakannya terus bertambah kok ..
Kapulaga juga tidak membutuhkan banyak sinar matahari, sehingga bisa ditanam di bawah
pohon-pohon besar yang lain, seperti sengon atau albasia, kopi, kelapa, dll. Artinya, petani
juga tak perlu menyediakan tambahan lahan tanah untuk membudidayakan kapulaga.
Budidaya Kapulaga
BUDIDAYA KAPULAGA
(Elletria cardomomum)
Oleh: Naroh
A.TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui budidaya tanaman kapulaga secara baik dan benar
B.DASAR TEORI
Tanaman Kapulogo atau Kapulaga yang dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan
Elletria Cardamomum merupakan salah satu diantara tanaman rempah yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berprospek cerah mengingat kapulaga
sebagai bahan “obat alam” diyakini tidak mempunyai efek samping dibanding
dengan menggunakan obat kimiawi.
Selain itu, dalam pembudidayaannya tanaman ini pun tidak memerlukan
lahan tersendiri, dalam arti tumbuh di bawah naungan tanaman lain sebagai
tanaman sela atau tanaman tumpangsari. Hasil berupa buah jika sudah kering
mempnyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buah kering kapulaga disamping
sebagai bahan jamu, juga diambil minyak atsirinya untuk bahan penyedap
atau pengharum makanan, minuman dan sebagai bahan baku atau campuran di
dalam industri parfum.
Sistem pola tanam yang dapat diterapkan dalam pengembangan tanaman
kapulaga adalah sistem pola tanam pekarangan dan pola tanam perkebunan.
Dengan adanya pola tanam terpadu maka dapat diharapkan penghasilan petani
meningkat disamping itu juga dapat meningkatkan produktivitas lahan
perkebunan dan konservasi. Beranjak dari kapulaga yang relatif mudah
dibudidayakan dan bisa dipanen 4 kali dalam setahun, maka hal tersebut
telah banyak menarik minat petani untuk membudidayakan.
Syarat Tumbuh
Tanah yang cocok untuk ditanami kapulaga adalah tanah lempung yang
berwarna coklat, memiliki humus tebal dan berdrainase baik. Tanaman ini
tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang memiliki topografi rata
sampai miring dapat ditanami tanaman ini. Di lahan yang berlereng curam,
rumpun tanaman yang terbentuk akan berfungsi mengurangi atau menghambat
aliran air permukaan yang berlebihan sehingga erosi permukaan dapat
ditekan.
Sedangkan untuk iklim, tanaman kapulaga menghendaki kelembaban udara
cukup tinggi yaitu 40 – 75%, dengan curah hujan berkisar antara 2.500 -
4000 milimeter per tahun. Suhu harian rata-rata darah tempat tumbuh
tanaman kapulaga adalah berkisar antara 20 – 30 derajat celcius, dengan
intensitas cahaya terbaik bagi pertumbuhan tanaman berkisar antara 30 -
70%. Kelebihan lain dari tanaman kapulaga adalah dapat tumbuh baik pada
dataran rendah maupun dataran tinggi. Sementara itu untuk memperoleh hasil
yang terbaik, ketinggian pada 300 – 500 meter dari permukaan air laut
merupakan daerah budidaya yang paling tepat. (Warsana SP,2000)
C.ALAT DAN BAHAN
Alat : – Cangkul – Tali Rafia
– Ajir – Bambu
Bahan : Bibit Kapulaga
D.fsdfsf
E.PELAKSANAAN
1.Penyediaan Bibit
Penyediaan bibit kapulaga umumnya diperbanyak dengan anakan atau tunas
baru atau percabangan rizoma yang membentuk tunas. Bibit yang baik adalah
tunas yang tingginya lebih kurang 50 cm dengan akar rizoma yang muda dan
mata tunasnya banyak, rizoma yang sudah tua pertumbuhannya kurang baik.
2.Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan pada bulan September – Oktober dengna
membersihkan tanah dari batu, rumput-rumputan/gulma dan sisa tanaman
lainnya. Pencangkulan tanah dilakukan sedalam kurang lebih 30 cm.
Persiapan lobang tanam dilakukan sebulan sebelum penanaman dengan terlebih
dahulu dibuat lobang tanam dengan ukuran panjang 50 cm dan dalamnya 40 cm.
Sebaiknya 15 hari setelah pembuatan lobang, tanah dikembalikan lagi ke
dalam lobang, sebelumnya tanah dicampur dulu dengan pupuk kandang
secukupnya.
3.Penanaman
Untuk penanaman, sebaiknya dibuatkan penaung. Penaung ditanam sebelum
penanaman kapulaga sehingga pada saat tanam, penaung telah berfungsi
dengan baik. Jenis penaung diantaranya adalah : Lamtoro, dadap dan
sebagainya dengan perbandingan 1 : 2 (1 penaung – 2 kapulaga).
4.Waktu Tanam
Waktu tanam yang baik yaitu awal hujan, sekitar bulan Oktober -
Desember. Caranya: bila tanah olahan atau lobang tanam telah tersedia dan
bibit telah disiapkan, kemudian buat lobang kecil, letakkan bibit sedalam
10 – 15 cm. Tanah di sekitarnya dipadatkan atau ditimbun dengan
memperhatikan tunas agar tidak sampai terganggu (terluka atau patah).
Jarak tanam untuk kapulaga bisa digunakan 1m x 1,5m atau 1m x 2m dan juga
bisa 1,5m x 2m.
5.Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan kapulaga, beberapa pekerjaan penting yang harus
dilakukan antara lain: penyiangan rumput atau pengendalian gulma,
penggemburan diluar rumpun untuk merangsang perumbuhan anakan rimpang
sehingga bisa tumbuh lebih baik, pemotongan daun kering untuk tidak
menghalangi penyerbukan bunga, pemotongan batang yang sudah agak tua atau
menguning untuk memberi kesempatan batang muda tumbuh dengan baik,
pengaturan anakan agar tidak tumpang tindih dan untuk merangsang
pertumbuhan bunga atau buah juga unuk mengurangi penguapan pada musim
kemarau serta untuk mendapatkan anakan atau bibit baru.
Di masa pemeliharaan ini, yang tidak kalah pentingnya juga pemberian
mulsa berupa bahan organik dari jenis tanaman leguminosa. Untuk lebih
meningkatkan mutu maka perlu dilakukan pemupukan mengingat tanaman
kapulaga termasuk rakus akan unsur hara, sehingga pemupukan sangat
diperlukan terutama sekali pupuk organik dan pupuk buatan. Adapun cara dan
jumlah pupuk yang diberikan adalah berdasarkan masa pertumbuhan TBM
(Tanaman Belum Menghasilkan). Untuk ini pupuk organik diberikan pada saat
pengolahan tanah, dan pada saat penggemburan diluar rumpun sebanyak 1 -
1,5 kg pupuk kandang, pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali.
Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan pada umur 1 bulan sebanyak 1
sendok makan pupuk urea dan diulang pada umur 3 bulan dengan 1 sendok
pupuk urea disebar diluar rumpun atau disemprotkan pada daun. Bagi tanaman
kapulaga yang sudah menghasilkan, pupuk kandang diberikan sebanyak 10 – 15
kg setiap rumpun dan pemberian selanjutnya disesuaikan dengan kondisi
tanaman dan lingkungan.
Pupuk buatan diberikan 10 – 12,5 gram berupa Urea dan TSP. Pupuk ini
diberikan diluar rumpun pada batas perakaran dengan membuat selokan kecil,
kemudian ditutup dengan tanah dan disiram seperlunya.
Kapulaga sebagaimana tumbuhan lain, juga tidak terhindar dari
penyakit.Hama yang biasa menyerang kapulaga adalah berupa kutu, ulat
pemakan daun, penggerek akar rimpang, penggerek batang, penggerek buah dan
kumbang pamakan daun.
Pemberantasannya bisa dilakukan dengan mempergunakan berbagai
insektisida yang dijual di pasaran bebas.Untuk penyakit yang menyerang
biasanya penyakit busuk (Mozaik) yang disebabkan oleh virus. Cara
pengendalian yang efektif adalah dengan jalan membuang tanaman yang
terserang dan menanam tanaman baru yang berasal dari pembibitan asal biji.
6.Pemanenan
Kapulaga dapat memberikan hasil setelah berumur 2 – 3 tahun. Kapulaga
berbuah sepanjang tahun sehingga untuk pemanenan ini tidak menentu. Dalam
pemanenan kapulaga dikenal istilah panen besar 4 kali dan panen kecil 4
kali yang berlangsung dalam 1 tahun secara berselang-seling. Tanaman dapat
dipergunakan sampai umur 10 – 15 tahun. Hasil panen per hektar bisa
mencapai 2 – 3 ton buah kering per tahun dan ini berlaku untuk tanaman
yang sudah berumur belasan tahun.
Adapun syarat-syarat pemanenan kapulaga adalah: Buah harus dipanen
sebelum benar-benar matang, bila dipanen terlalu matang atau kering, buah
akan pecah dan warnanya juga kurang bagus. Waktu panen yang tepat adalah
jika buah sudah berwarna hijau kekuning-kuningan.Cara panen yaitu dengan
memotong karangan bunga dibawah dompolan buah.Buah yang sudah dipanen
kemudian dijemur sampai kering, sebaiknya jangan terkena sinar matahari
langsung atau dikering anginkan. (Warsana SP,2000)
F.KESIMPULAN
Budidaya kapulaga yang ditanam dengan menggunakan penaung sangat baik
karena rimpang akan berproduksi dengan optimal
G.SARAN
Dalam budidaya Kapulaga sebaiknya harus memperhatikan kesuburan tanah agar
dapat berproduksi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Warsana SP,2000 “Budidaya Tanaman Kapulaga”Suara Karya Online

0 komen:

Posting Komentar

ayo ramaikan room ini !!!!